Sunday 6th of October 2024
×

Renungan Saat Teduh Harian Kristen Rabu 17 Januari 2024 : Keseriusan yang Tidak Terbatas

Renungan Saat Teduh Harian Kristen Rabu 17 Januari 2024 : Keseriusan yang Tidak Terbatas

--

Dia juga pikir, Tuhan hanya menopang hidup. Sehingga mereka menjadi orang beragama—menjadi orang Kristen—hanya karena mau memanfaatkan atau memanipulasi Tuhan. Dan sedihnya, kita mendengar khotbah-khotbah yang tidak mengarahkan jemaat serius berurusan dengan Allah.

Bagaimana kita serius berurusan dengan Allah? Yaitu kalau kita serius memperhatikan urusan-Nya. Apa urusan Tuhan agar kita masuk dan terlibat di dalamnya? Banyak sekali orang yang berurusan dengan Tuhan karena mau menarik Tuhan di dalam masalahnya, untuk menolong hidupnya dalam berbagai masalah; mau memanfaatkan Tuhan.


Sebenarnya Tuhan lebih dari bermanfaat, lebih dari berguna, Tuhan itu segalanya. Tetapi kalau kita berurusan dengan Tuhan berarti kita mau berurusan dengan urusan-Nya. Bukan urusan kita, bukan bisnis kita. 

Maka mestinya kita sungguh-sungguh memperkarakan apa yang Tuhan kehendaki untuk kita tahu, apa yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan, apa yang Tuhan kehendaki untuk kita tunaikan. Jadi, kita berurusan dengan Tuhan karena kita mau masuk di dalam urusan Tuhan.

Baca juga: Sinopsis Film Makassar Pulang Tak Harus Rumah (2024) Pentingnya Berbudaya di Tengah Gempuran Tekhnologi

Baca juga: Link Nonton Film Pendidikan Pulang Tak Harus Rumah (2024) Full Movie HD Singgung Pentingnya Nilai Pendidikan Karakter

Namun, banyak orang Kristen berpikir hidup berurusan dengan Tuhan itu wajar-wajar saja. Kita melihat banyak orang tidak mengalami Tuhan secara proporsional dan benar. Pada kesempatan ini mari kita memperkarakan seberapa serius kita mau berurusan dengan Tuhan. 

Satu prinsip yang harus bersama kita kenakan, ‘Tuhan adalah satu-satunya duniaku, Tuhan adalah satu-satunya persoalanku dan aku harus masuk pada apa yang menjadi persoalan Tuhan.’ Dan inilah persoalan Tuhan, Ia ingin mengubah kita menjadi anak-anak-Nya; anak-anak Allah bukan hanya sekadar status, namun sebuah keberadaan.

 Jadi kalau kita memanggil Allah itu Bapa, di dalam hal ini ada konsekuensi yang serius, yaitu kita harus bersedia untuk dididik Bapa. Agar kita dapat memiliki sifat, karakter, kodrat Bapa, kodrat ilahi, divine nature. 

Kodrat ilahi tentunya adalah kekudusan atau kesucian. Bukan superlatifnya, yaitu kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas terkait dengan kuasa-Nya. Tetapi kita berurusan dengan Tuhan untuk menyerap kebenaran yang Allah sediakan. Untuk menyerap firman yang harus kita kenakan dalam tubuh kita.

Baca juga: Nonton Drama Thailand Last Twilight Episode 11 Sub Indonesia Mengandung Bawang! Perkara Salah Paham Sebuah Hubungan Bisa Udahan

Sumber:

UPDATE TERBARU