Renungan Saat Teduh Kristen Kamis 4 Januari 2024 : Menjaga Lisan dan Perbuatan
--
Sebagai orang bijak, kata Amsal, kita harus memiliki pandangan yang realistis terhadap diri sendiri, baik tentang kekuatan atau kelemahan kita. Oleh karena itu, sebaiknya kita berhati-hati bila kita berbicara tentang keberhasilan kita. Orang yang bijak tidak sombong atau menarik perhatian orang lain pada dirinya sendiri. Dapatkah kita bersikap demikian?
Orang yang bijak bersikap realistis, tidak menutup-nutupi kegagalannya dan tidak mengagung-agungkan keberhasilannya.
ANAK YANG MENYESAL
Baca juga: Baca Undercover! Chaebol High School Ch 51 Bahasa Indonesia, Pergelutan Semakin Menjadi Jadi!
Apakah dosa? Dalam pikiran kita muncul: berdusta, mencuri, membunuh, atau berzinah. Memang itulah pengertian orang pada umumnya dan juga cocok bila diterapkan pada cara hidup anak bungsu, bukan? Namun, dia sebenarnya tidak disebut anak yang terhilang oleh karena dia telah memboroskan harta dengan hidup berfoya-foya. Tidak, dosa, menurut Alkitab adalah pemutusan hubungan antara Allah dan manusia.
Jadi, mungkin juga anak bungsu ini di negeri asing banyak berbuat baik, mungkin bahkan menjadi ketua Palang Merah dan bahkan telah memperoleh berbagai bintang penghargaan internasional. Dosa anak bungsu adalah karena dia meninggalkan rumah bapanya dan hidup di negeri asing.
Jauh berarti hubungan dengan ayahnya terputus. Dia tidak lagi mau mengakuinya sebagai ayahnya. Ketika hidupnya menjadi sengsara dan melarat, dia mencoba mengatasi sendiri. Pokoknya: asal aku bisa makan dan hidup berjalan terus.
Syukurlah bahwa perumpamaan itu tidak berhenti di situ. Terjadilah penyesalan dalam diri anak bungsu itu setelah menyadari realitas hidupnya yang jauh dari ayahnya. Dia mulai ingat akan ayahnya dan juga bahwa dia telah kehilangan statusnya sebagai anak. Dia telah membuang haknya sebagai anak.