Profil Sosok Godi Suwarna Maestro Sastra Sunda yang Menghidupkan Tradisi dengan Sajak Indahnya
--
JEMBER - Godi Suwarna, sastrawan Sunda yang namanya tak asing di telinga para pecinta sastra. Lahir di Tasikmalaya, 23 Mei 1956, Godi menjelma menjadi maestro sastra Sunda yang tak hanya piawai dalam satu genre, tapi merajai berbagai bentuk karya sastra. Puisi, cerpen, novel, drama, hingga esai, semua dilahapnya dengan penuh semangat dan dedikasi.
Kehidupan Godi tak bisa dilepaskan dari akar budayanya. Lahir di keluarga seniman, Godi kecil sudah akrab dengan dunia seni Sunda, terutama wayang golek. Kecintaannya pada seni dan budaya Sunda ini kemudian menjadi nadi yang mengalir dalam setiap karyanya.
Menelusuri Jejak Karya Godi Suwarna
Jejak karya Godi Suwarna menghiasi berbagai media massa, baik lokal maupun nasional. Puisi-puisinya yang sarat makna dan sarat kritik sosial mampu menyentuh hati para pembacanya. Kumpulan puisinya seperti "Jejak Kaki di Atas Air" dan "Bunga-Bunga Genit" menjadi bukti kekuatannya dalam merajut kata-kata.
Tak hanya puisi, Godi juga piawai dalam merajut cerita. Cerpen-cerpennya yang penuh humor dan kearifan lokal membawa angin segar bagi dunia sastra Sunda. Karyanya seperti "Murang Maring" dan "Serat Sarwa Satwa" menjadi saksi bisu kepiawaiannya dalam menggali realitas kehidupan masyarakat Sunda.
Baca juga: Profil dan Biodata Febrian Agung Budi Prasetyo, Jadi Pembisnis Tajir di Usia 40 Tahun!